Kamis, 03 Desember 2020

MODUL 1



*klik teks untuk menuju 

Modul I
General Input dan Output
  1.     Merangkai dan menguji aplikasi output pada mikrokontroller Arduino
  2.     Merangkai dan menguji input pada mikrokontroller Arduino
  3.     Merangkai dan menguji I/O pada mikrokontroller Arduino
    • Module Arduino
    • LED
    • Seven Segmen
    • Motor
    • LCD


      A.Arduino
      Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang kita gunakan pada prkatikum ini adalah arduino mega yang menggunakan chip AVR ATmega 2560 yang memiliki fasilitas PWM, komunikasi serial, ADC, timer, interupt, SPI dan I2C. Sehingga Arduino bisa digabungkan bersama modul atau alat lain dengan protocol yang berbeda-beda. Bahasa pemograman yang digunakan adalah bahasa C. Tetapi bahasa ini sudah dipermudah menggunakan fungsi-fungsi yang sederhana sehingga lebih mudah dalam memprogramnya. Dalam memprogram arduino, kita bisa menggunakan serial komunikasi agar arduino dapat berhubungan dengan komputer ataupun aplikasi lain.

      Beberapa fitur dari Arduino Mega 2560 ini adalah :

      Microcontroller
      ATmega2560
      Operating Voltage
      5V
      Input Voltage (recommended)
      7-12V
      Input Voltage (limits)
      6-20V
      Digital I/O Pins
      54 (of which 15 provide PWM output)
      Analog Input Pins
      16
      DC Current per I/O Pin
      20 mA
      DC Current for 3.3V Pin
      50 mA
      Flash Memory
      256 KB of which 8 KB used by bootloader
      SRAM
      8 KB
      EEPROM
      4 KB
      Clock Speed
      16 MHz

      BAGIAN-BAGIAN DARI ARDUINO MEGA 2560
      • ·         Soket USB

           Soket USB adalah soket untuk kabel USB yang disambungkan ke komputer atau laptop.
      Berfungsi untuk mengirimkan program ke Arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.
      ·         Input / Output Digital
           Input/Output Digital atau digital pin adalah pin-pin untuk menghubungkan Arduino dengan
      komponen  atau  rangkaian  digital.  Pada  Arduino  Mega  terdapat  53  I/O  Digital  dimana  16
      diantaranya dapat dijadikan sebagai output PWM
       
      • ·         Input Analog

          Input Analog atau analog pin adalah pin-pin yang berfungsi untuk menerima sinyal dari komponen atau rangkaian analog. Misalnya dari potensiometer, sensor suhu, sensor cahaya, dsb.
      Terdapat 16 input analog pada arduino mega 2560.

      • ·         Pin POWER

           Pin-pin catu daya adalah pin yang memberikan tegangan untuk komponen atau rangkaian yang dihubungkan dengan Arduino. Pada bagian catu daya ini terdapat juga pin Vin dan Reset.Vin digunakan untuk memberikan tegangan langsung kepada Arduino tanpa melalui tegangan USB atau adaptor.

      • ·         Tombol RESET

           Reset adalah pin untuk memberikan sinyal reset melaui tombol atau rangkaian eksternal.

      • ·         Jack Baterai/Adaptor

           Soket baterai  atau adaptor digunakan untuk menyuplai Arduino dengan tegangan  dari  baterai/adaptor 9V pada saat Arduino sedang tidak disambungkan ke komputer. Kalau Arduino sedang disambungkan ke komputer melalui USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, jadi tidak perlu memasang baterai/adaptor saat memprogram Arduino.

      A. LED

      LED adalah suaatu semikonduktor yang memancarkan cahaya,  LED mempunyai kecenderungan polarisasi. LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati  LED. Ini menyebabkan LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya.

      B. Liquid Crystal Display (LCD)

      Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk
      menampilkan output sebuah sistem dengan cara membentuk suatu citra atau gambaran pada sebuah layar. Secara garis besar komponen penyusun LCD terdiri dari kristal cair (liquid crystal) yang diapit oleh 2 buah elektroda transparan dan 2 buah filter polarisasi (polarizing filter).


      Gambar Penampang komponen penyusun LCD
      Keterangan:
      1. Film dengan polarizing filter vertical untuk memolarisasi cahaya yang masuk.
      2. Glass substrate yang berisi kolom-kolom elektroda Indium tin oxide (ITO).
      3. Twisted nematic liquid crystal (kristal cair dengan susunan terpilin).
      4. Glass substrate yang berisi baris-baris elektroda Indium tin oxide (ITO).
      5. Film dengan polarizing filter horizontal untuk memolarisasi cahaya yang masuk.
      6. Reflektor cahaya untuk memantulkan cahaya yang masuk LCD kembali ke mata pengamat.

      Sebuah citra dibentuk dengan mengombinasikan kondisi nyala dan mati dari pixel-pixel yang menyusun layar sebuah LCD. Pada umumnya LCD yang dijual di pasaran sudah memiliki integrated circuit tersendiri sehingga para pemakai dapat mengontrol tampilan LCD dengan mudah dengan menggunakan mikrokontroler untuk mengirimkan data melalui pin-pin input yang sudah tersedia.


      Kaki-kaki yang terdapat pada LCD

      C. Seven Segmen

      Layar tujuh segmen ini seringkali digunakan pada jam digital, meteran elektronik, dan perangkat elektronik lainnya yang menampilkan informasi numerik. Layar tujuh segmen ini terdiri dari 7 buah LED yang membentuk angka 8 dan 1 LED untuk titik/DP. Angka yang ditampilkan di seven segmen ini dari 0-9. Cara kerja dari seven segmen disesuaikan dengan LED. LED merupakan komponen diode yang dapat memancarkan cahaya. kondisi dalam keadaan ON jika sisi anode mendapatkan sumber positif dari Vcc dan katode mendapatkan sumber negatif dari ground.

      Kamis, 30 April 2020

      LAPORAN AKHIR 2




      2. Gambar Rangkaian Simulasi [back]

      Percobaan 2a

      Percobaan 2b


      3. Video Simulasi [back]





      4. Analisa [back]
      Gambarkan bentuk grafik hasil percobaan seperti percobaan 1, berdasarkan masing-masing ic dan analisa!

      1. IC 74LS90
      IC 74LS90 terdiri dari empat JK flip-flop master-slave yang terhubung secara internal untuk menyediakan pencacah MOD-2 (count-to-2) dan pencacah MOD-5 (count-to-5). IC 74LS90 pada dasarnya adalah pencacah decade MOD-10 yang menghasilkan kode keluaran BCD. 74LS90 memiliki satu toggle JK flip-flop independen yang digerakkan oleh input CLKA dan tiga flip-flop JK toggle yang membentuk Pencacah Asinkron yang digerakkan oleh input CLKB . IC ini adalah sebuah decade counter yang mencacah empat bit dari 0000 (desimal 0) sampai 1001 (desimal 9).
      Rangkaian dalam IC ini yaitu :

      Pada percobaan 2a.
      Diperoleh output terendah yaitu desimal 0 dan output tertinggi yaitu desimal 9, sesuai dengan fungsi IC74LS90 itu sendiri untuk menambilkan biner 0 – 9. Namun pada percobaan 2a ini output biner yang dihasilkan tidak berurutan dari 0 – 9. Namun ditampilkan secara acak. Hal ini terjadi karena seperti yang kita lihat pada gambar rangkaian dalam IC ini dimana antara FF1 dan FF2 mempunyai sumber clock yang berbeda, FF3, dan FF4 memperoleh input dari output FF2. Pada percobaan 2a ini, CLKA (yang terhubung ke FF1) dan CLKB masing masing kita hubungkan ke sumber clock. Hal ini yang meyebabkan outpunya acak karena seperti yang kita ketahui pada counter asyncrhonous setiap FF terhubung secara seri. Sedangkan pasa 2a ini antara FF1 dan FF2, F3, F4 tidak terbung secara seri antara output dan inputnya. Sehingga saat clock pertama masuk, FF1 akan mendapat input 1 dan FF2 juga akan mendapat input 1 (dari sumber clock yang sama namun sumber input clock yang berbeda) sehingga dihasilkan ouput FF1 logika “1” dan FF2 juga logika “1”. Begitupun akan terjadi selanjutnya karena perbedan input clock FF1 dan FF lainnya. Ouputnya secara berurutan ditampilkan : 0000, 0011, 0100, 0111, 1000, 0001, 0010, 0101, 0110, 1001. Dapat kita lihat bahwa bit terakhir yang berasal dari FF1 berubah secara periodik dari 0 ke 1. Dan bit ke 2, 3, 4 berubah secara terhubung sesuai dengan aturan bilangan biner.

      Pada percobaan 2b
      Pada percobaan 2b ini CLK B yang awalnya terhubung ke sumber clock, dipindahkan ke output dari FF1 yang berada pada kaki QA. Mengakibatkan ke empat FFini terhubung secara seri pada satu sumber input clock yaitu dari FF1 yang kemudian outputnya menjadi input FF2, begitu seterusnya sampai FF4. Karena keempat FF ini terhubung secara seri maka akan dihasilkan output urutan biner 0 sampai 9 secara berurutan dari kecil ke besar. Prinsip kerjanya ini sama dengan prinsip kerja pada percobaan 1 yaitu, akan terjadi perubahan kondisi dari 0 ke 1 atau dari 1 ke 0 ketika terjadi togel atau pada kondisi fall.
      Maka grafik output yang dihasilkan yaitu :


      Pada FF1 awalnya FF berada pada kondisi 0. Kemudian ketika mendapat input “1”, dan input clock “1” terjadi togel dimana ada perubahan dari kondisi “0” ke kondisi “1”. Kemudian pada saat clock berada pada kondisi fall (panah bewarna merah) akan terjadi togel lagi, dimana awalnya FF1 berada pada kondisi “1” berubah menjadi kondisi “0”. Selanjutnya saat clock berada pada kondisi fall lagi, maka FF1 juga akan mengalami togel, dimana dari “0” berubah ke kondisi “1”. Begitupun seterusnya setiap terjadi kondisi fall.
      Kemudian pada FF2, input clock dari FF2 ini diperoleh dari output FF1, karena clocknya tersusun secara seri. Kondisi pertama yaitu 0. Kemudian saat FF2 mendapat  input “1” dan juga input clock “1” dari FF1, maka terjadi kondisi togel. Pada gambar diatas ditandai dengan terjadinya kondidi fall pada H0 (F1) yang ditandai dengan panah berwarna merah. Ketika terjadi kondisi fall ini, FF2 yang awalnya 0 berubah menjadi 1. Kemudian  saat H0 berada pada kondisi fall lagi, maka FF2 akan mengalami kondisi togel lagi, dimana berubah dari 1 menjadi 0. Kemudian akan terjadi hal yang sama setiap H0 mengalami fall, dimana H1 (FF2) akan mengalami togel. Hal yang sama terjadi pada FF3 dan FF4. Seperti yang telah dijelaskan pada percobaan 1.

      2. IC 74LS93N

      Pada percobaan 2a.
      Sama halnya seperti pada IC74LS90D.  Perbedaan ada  pada pencacahannya, kalau IC74ls90 mencacah dari satu sampai Sembilan namun kalau IC74ls93 mencacah 16 biner, dari 0 – 15. Pada rangkaian dalamnya, sama dengan IC74ls90 dimana terdapat 2 sumber input clock yaitu CLK A (untuk FF1), CLK B (untuk FF2 yang seri dengan FF3 dan FF4).

      Penjelasaannya sama dengan penjelasan pada perocbaan 2a IC 74ls90, yang membedakannya, jika pada 74ls90 terjadi perulangan setelah biner 1001 atau desimal 9, maka pada IC74ls93 terjadi perulangan setelah biner 1111 (desimal 15).

      Pada percobaan 2b
      Juga sama seperti IC74ls90, CLK B yang awalnya terhubung ke sumber clock, dipindahkan ke output dari FF1 yang berada pada kaki QA. Mengakibatkan ke empat FF ini terhubung secara seri pada satu sumber input clock yaitu dari FF1 yang kemudian outputnya menjadi input FF2, begitu seterusnya sampai FF4. Karena keempat FF ini terhubung secara seri maka akan dihasilkan output urutan biner 0 sampai 15 secara berurutan dari kecil ke besar. Prinsip kerjanya ini sama dengan tang telah dijelaskan sebelumnya pada IC74ls90 yaitu, akan terjadi perubahan kondisi dari 0 ke 1 atau dari 1 ke 0 ketika terjadi togel atau pada kondisi fall.
       Maka grafik output yang dihasilkan :


      Secara keseluruhan pada IC74LS90, terdapat 4 pin reset yaitu R1, R2, R3, R4 yang masing-masingnya terhubung ke switch B0, B1, B0, B3. Sesuai kondisi pada jurnal percobaan 2, ada beberapa kemungkinan yang terjadi, diantaranya : Pertama, IC74LS90 akan tetap aktif jika hanya satu dari kaki reset tersebut tidak aktif (akan tetap menghitung 0 – 9). Kedua, ketika 2 kaki reset yang tidak  berdekatan sama-sama tidak aktif ( misal R1 dan R3), IC74LS90 tetap akan aktif dan menghitung 0 – 9. Ketiga, saat 2 kaki reset yang berdekatan sama-sama tidak aktif, maka IC74LS90 hanya akan menghitung dari 0 – 1. Keempat, saat ke-4 kaki resetnya tidak aktif, maka IC74LS90 akan off. Hal ini dapat kita lihat pada tabel percobaan 2.
      Begitupun pada IC74LS93, terdapat  kaki reset yaitu R1 dan R2 yang terhubung ke B4, B5. Saat kedua kaki reset ini aktif, IC74LS90 juga akan aktif (0 – 15) begitupun saat salah satunya tidak aktif. Namun saat kedua kaki reset ini tidak aktif maka, IC74LS90 akan off. Pada percobaan ini pada pengaturan kondisi dari B0-B5, kondisi yang ditandai dengan X (optional), dianggap sebagai kondisi 1.




      5. Link Download [back]
      Download Rangkaian
      Download Video       
      Download HTML

      Kamis, 20 Februari 2020

      TUGAS 5 Aplikasi UTS


      RANGKAIAN PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN YANG MASUK DAN KELUAR PARKIR

      [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]



                      1. Tujuan [back]
      Untuk mengukur pemahaman mahasiswa, diharapkan  mahasiswa membuat rangkaian aplikasi dari materi yang dipahami

                      2. Alat dan Bahan [back]
      Resistor

      Transistor
      LDR
      Button
      LM258

      IC74192
      IC74LS247



      Seven Segment

                      3.Dasar Teori [back]


      Resistor
      Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat nikrom
      LDR
      DR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
      Prinsip kerja LDR sangat sederhana tak jauh berbeda dengan variable resistor pada umumnya. LDR dipasang pada berbagai macam rangkaian elektronika dan dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar.

      Gerbang NOT
      Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas Variabel Inputnya.

      LM358
      LM358 IC adalah kekuatan besar, rendah serta gampang dipakai dual channel op-amp IC. Ini dirancang serta diperkenalkan oleh semikonduktor nasional. Ini terdiri dari dua kompensasi internal, gain tinggi, op-amp independen. IC ini dirancang untuk khusus beroperasi dari catu daya tunggal melewati beberapa tegangan. IC LM358 terdapat dalam paket berkapasitas chip serta software op amp ini tergolong rangkaian op-amp konvensional, blok penguatan DC, serta amplifier transduser. LM358 IC adalah penguat operasional standar yang bagus serta amatlah tepat untuk kebutuhan Anda. Bisa menangani pasokan & sumber DC 3-32V sampai  20mA per saluran. Op-amp ini amatlah tepat, apabila Kamu ingin mengoperasikan dua op-amp terpisah untuk catu daya tunggal. Ini terdapat dalam paket DIP 8-pin.
      Pin-1 dan pin-8 adalah o / p dari komparator
      Pin-2 dan pin-6 adalah pembalik i / id
      Pin-3 dan pin-5 adalah non inverting i / id
      Pin-4 adalah terminal GND
      Pin-8 adalah VCC +
      LM358 IC Pin Configuration
      LM358 IC Pin Configuration
      Fitur LM358 IC
      Fitur dari LM358 IC adalah



      IC 74192

       IC 74192 adalah sebuah ic counter up dan juga bisa digunakan sebagai counter down yang output nya berupa data BCD (binary coded decimal) yaitu 4 buah output yang mewakili bilangan biner. Bila input clock dari IC counter ini diberikan satu buah siklus clock (high dan low) maka nilai output BCD nya akan berubah tergantung dari dimana clock tersebut diberikan, apakah pada bagian clock up atau ada clock down. Pin clock input terletak pada kaki IC 4 dan 5 dimana kaki nomor 4 adalah clock input untuk count down sedangkan kaki nomor 5 digunakan untuk count up. Output yang berupa data BCD ini tentunya akan sangat sulit untuk dipahami bagi orang awam, karena harus mentranslatekan bilangan biner tersebut ke bilangan decimal terlebih dahulu. Maka dari itu kita menggunakan bantuan dari sebuah IC yang mampu mengatasi masalah konversi bilangan biner ke decimal secara langsung.



      IC 74247

                  IC Dekoder BCD ke 7 Segmen 74LS247 berfungsi untuk mengubah data input yang berupa sandi Binary Coded Decimal (BCD) menjadi sandi yang sesuai dengan format  7 segmen. Dekoder BCD ke 7 segmen IC 74LS247 ini digunakan untuk mengubah data bcd 4 bit dari mikrokontroleratau perangkat digital lain menjadi sinyal atau logika yang bisa digunakan untuk menyalakan penampil 7 segmen sesuai nilai dari data BCD inputnya. IC Dekoder 74LS247 mempunyai 4 buah data masukan, masing-masing A, B, C, dan D tujuh buah keluaran yaitu : a, b, c, d, e, f dan beberapa kaki untuk kendali yaitu  , RB In (RBI), RB Out (RBO).  Untuk mengoperasikan “IC dekoder 74LS247” agar keluaran a – g menghasilkan tampilan desimal dari data BCD pada masukan A0 – A3 maka kaki  dan BI  diberi logika tinggi kemudian data BCD diberikan pada kaki-kaki A0 – A3. Fasilitas  (Lamp Test digunakan untuk mengetes kondisi penampil 7 segmen. Fasilitas BI  (Blanking Input) berfunsi untuk meniadakan data masukan dan memberikan tampilan blank pada penampil 7 segmen. Output dekoder IC 74LS247 pada jalur a – f dihubungkan ke jalur input penampil 7 segmen.

      Fungsi Kaki IC Dekoder BCD Ke 7 Segmen 74LS247 Adalah Sebagai Berikut:

      1. Kaki A0 – A3 berfungsi sebagai jalur masukan data BCD 4 bit.
      2. Kaki RBI berfungsi sebagai masukan kontrol Riple Blanking Input.
      3. Kaki  berfungsi sebagai masukan kontrol Lamp Test.
      4. Kaki BI/ berfungsi sebagai masukan kontrol Blanking Input atau Riple Blanking Output.
      5. Kaki a – g berfungsi sebagai keluaran untuk penampil 7 segmen common anode.
      IC Dekoder BCD ke 7 Segmen 74LS247 dioperasikan dengan sumber tegangan DC +5 volt sama seperti IC TTL
      .
      Seven Segment
      Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
      Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
      Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED.  Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.





      Prinsip kerja :
      Pada rangkaian diatas LDR berfungsi sebagai detektor ketika ada sebuah kendaraan memasukui tempat parkir. Ketika sebuah kendaraan masuk, akan ada cahaya yang mengenai sensor kemudian menjauh, ketika hal ini terjadi maka akan ada tengan yang keluar dari LDR menuju LM538N. Tegangan dari sumber juga akan melalui R1 dan juga ke resistor variabel kemudian masuk ke kaki lm538. Kemudia diteruskan menuju inverter, disini terdapat LED yang menjadi indikator ketika cahaya dari kendaraan mendekati sensor dan ketika cahaya dari kendaraan menjauhi sensor. Kemudia di teruskan ke ic 74ls192 yang berfungsi sebagai up and down decoder counter. Tegangan ini akan masuk ke kami up dari IC kemudian ic74ls247 akan menerjemahkannya menjadi bentuk desimal, menjadi counter up. Begitupun ketika kendaraan menjauhi tempat parkir, tegangan yang dihasilkan akan masuk melalui kaki down ic 74ls192 kemudia diterjemahkan ic 74ls247 menjadi bilangan desimal, counter down.








      HTML                     : download
      Rangkaian               : download
      Video                       : download
      Datasheet IC74248  :Download
      Datasheet IC74192  :Download
      Datasheet 7-segmen:Download
      Datasheet LM358   : Download




      .

      Selasa, 11 Februari 2020

      11.4 Binary Ripple Counter





                      1. Tujuan [back]
      Memahami rangkaian logika dengan menggunakan J-K Flip flop dengan clock, sebagai operasi penghitung riak biner.
                      2. Alat dan Bahan [back]
      Alat dan bahan yang digunakan yaitu :
      a. Negative edge triggered J-K flip-flops
      b. clock
      c. Logicstate
      d. Logic probe
      e. Gerbang NAND

                      3. Dasar Teori [back]

      1. Negative Edge-Triggered J-K flip-flops

      Pada JK flip-flop dibuat jalur balik dari masing-masing keluaran Q dan Q’ menuju gerbang masukan NAND, hal ini tidak masalah karena gerbang NAND dapat memiliki lebih dari dua masukan. Nama JK flip-flop diambil untuk membedakan dengan masukan pada SR flip-flop karena ada perubahan ada perubahan jalur balik di atas. Secara umum cara kerja JK flip-flop sama dengan SR flip-flop. Perbedaannya pada saat JK bernilai 1 1 yang menyebabkan kondisi keluaran berubah (1 ke 0 dan 0 ke 1) atau toggle. 
      JK flip-flop memiliki 2 masukan yang biasanya ditandai dengan huruf J dan K. Jika J dan K berbeda maka keluaran Q akan sama dengan nilai J pada clock berikutnya (next clock). Jika J dan K keduanya 0 maka tidak terjadi perubahan apa-apa pada flip-flop. Jika J dan K keduanya 1 maka kondisi Q akan berubah dari kondisi sebelumnya, Jika sebelumnya Q bernilai 0 maka akan bernilai 1 dan sebaliknya. Karakter JK flip-flop yang lebih pasti untuk semua kondisi maka flip-flop ini yang banyak digunakan untuk membangun berbagai komponen register seperti: register geser (shift register), pencacah biner (binary counter), pendeteksian sekuensial (sequence detector) dan lain-lain.
      Pada saat clock naik/bernilai 1 maka kondisi keluaran Q ditentukan oleh masukan JK. Kondisi Set (keluaran bernilai 1) tercapai pada saat JK bernilai 10. Kondisi Reset (keluaran bernilai 1) tercapai pada saat JK bernilai 01. Pada flip flop JK tidak ada lagi kondisi pacu seperti pada flip-flop SR. Pada saat JK bernilai 11 maka nilai keluaran Q akan berubah-ubah (toggle) pada saat setiap clock -nya. 
      tabel kebenaran JK Flip flop
             2. Clock (detak)
      lock yaitu pulsa-pulsa periodik yang biasanya berbentuk bujur sangkar (duty cycle 50%), seperti yang ditunjukkan pada gambar 16. SR Flip-Flop bekerja secara asinkron. Nilai S dan R dapat berubah kapan saja dan dalam tempo yang tidak bersamaan. Detak (clock) ditambahkan pada sisi masukan untuk menjaga sinyal agar bekerja dalam tenggang tempo yang bersamaan. Operasi-operasi yang terjadi di dalam sistem digital sinkron terjadi pada waktu-waktu pulsa clock bertransisi dari 0 ke 1 atau dari 1 ke 0. Waktu-waktu transisi ini ditunjukkan pada gambar 16. Transisi 0 ke 1 disebut sisi naik (rising edge) atau sisi menuju positif, transisi dari 1-ke-0 disebut sisi jatuh (falling edge) atau sisi menuju negatif. Kendali ini membantu flip-flop lebih stabil. Clock ditambahkan sebelum sinyal S dan R masuk ke dalam rangkaian flip-flop. Masing-masing sinyal masukan di NAND-kan dengan clock. Pada saat clock bernilai 0, tidak ada perubahan sinyal yang masuk ke dalam flip-flop.

      Hasil gambar untuk komponen clock / detak flip flop 

             3. Logicstate
      untuk memberikan nilai logika 1 atau 0


            4. Logicprobe
      untuk menampilkan nilai keluaran, yang nilainya 0 atau 1.


           5. Gerbang NAND
      menampilan nilai inverter dari input gerbang AND.
      Hasil gambar untuk gerbang nand


                Binary Ripple Counter 

      Pengoperasian penghitung riak biner dapat dijelaskan dengan bantuan penghitung tipikal jenis ini. Gambar 11.2 (a) menunjukkan penghitung riak empat-bit yang diimplementasikan dengan kabel flip-flop J-K negatif yang dipicu sebagai toggle flip-flop. Output dari flip-flop pertama mengumpankan input jam dari yang kedua, dan output dari flip-flop kedua mengumpankan input jam dari yang ketiga, output yang pada gilirannya memberi makan input jam dari flip-flop keempat. Output dari keempat flip-flop ditetapkan sebagai Q0 (LSB flip-flop), Q1, Q2 dan Q3 (MSB flip-flop). Gambar 11.2 (b) menunjukkan bentuk gelombang yang muncul pada keluaran Q0, Q1, Q2 dan Q3 saat sinyal clock melewati siklus pulsa pemicu yang berurutan. Fungsi penghitung sebagai berikut. Mari kita asumsikan bahwa semua flip flop pada awalnya dihapus ke kondisi '0'. Pada transisi TINGGI ke RENDAH dari pulsa jam pertama, Q0 beralih dari ‘0’ ke ‘1 ow karena tindakan bergantian. Karena flip flop yang digunakan adalah yang dipicu oleh negatif edge, transisi '0' ke '1' pada Q0 tidak memicu flip-flop FF1. FF1, bersama dengan FF2 dan FF3, tetap dalam kondisi '0'. Jadi, pada terjadinya transisi clock negative-going pertama, Q0 = 1, Q1 = 0, Q2 = 0 dan Q3 = 0. Pada transisi TINGGI ke RENDAH dari pulsa clock kedua, Q0 beralih lagi. Artinya, mulai dari ‘1’ hingga ‘0’. Transisi '1' ke '0' pada output Q0 memicu FF1, output Q1 yang berasal dari '0' ke ‘1’. Output Q2 dan Q3 tetap tidak terpengaruh. Oleh karena itu, segera setelah terjadinya transisi TINGGI ke RENDAH kedua dari sinyal clock, Q0 = 0, Q1 = 1, Q2 = 0 dan Q3 = 0. Pada baris yang sama, kita dapat menjelaskan status logika Q0, Q1 , Output Q2 dan Q3 segera setelah transisi jam berikutnya. Status logika output untuk 16 pertama transisi sinyal jam relevan (TINGGI ke RENDAH) dirangkum dalam Tabel 11.1. Dengan demikian, kita melihat bahwa penghitung melewati 16 keadaan yang berbeda dari 0000 ke 1111 dan kemudian, pada terjadinya transisi yang diinginkan dari pulsa clock keenambelas, ia me-reset ke keadaan asli 0000 dari tempat dimulainya. Secara umum, jika kita memiliki N flip flop, kita bisa menghitung pulsa 2N sebelum penghitung ulang ke keadaan awal. Kita juga bisa melihat dari gelombang Q0, Q1, Q2 dan Q3, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.2 (b), bahwa frekuensi gelombang Q0, Q1, Q2 dan Q3 masing-masing adalah f / 2, f / 4, f / 8 dan f / 16. Di sini, f adalah frekuensi input jam. Ini menyiratkan bahwa penghitung jenis ini dapat digunakan sebagai sirkuit divide-by-2N, di mana N adalah jumlah flip flop dalam rantai penghitung. Faktanya, penghitung seperti itu menyediakan keluaran frekuensi-f dari f / 2N, f / 2N − 1, f / 2N − 2, f / 2N − 3,, f / 2 pada output Nth, (N −1) th, (N − 2) th, (N − 3) th,, flip flop pertama. Dalam kasus penghitung empat bit dari tipe yang ditunjukkan pada Gambar. 11.2 (a), output tersedia pada f / 2 dari output Q0, pada f / 4 dari output Q1, pada f / 8 dari output Q2 dan pada f / 16 dari output Q3. Dapat dicatat bahwa pembagian frekuensi adalah salah satu aplikasi utama penghitung.



      A. Binary Ripple Counters with a Modulus of Less than 2^N
      Penghitung riak biner N-flip-flop dapat dimodifikasi, seperti yang akan kita lihat dalam paragraf berikut, untuk memiliki modulus lain kurang dari 2N dengan bantuan logika kombinasional sederhana yang terhubung secara eksternal.


      B. Ripple Counters in IC Form

      Di bagian ini, kita akan melihat diagram logika internal penghitung riak biner yang umum dan melihat seberapa dekat arsitekturnya dengan penghitung riak yang dijelaskan di bagian sebelumnya. Mari kita pertimbangkan nomor tipe penghitung riak biner 74293. Ini adalah penghitung riak biner empat bit yang berisi empat flip-flop J-K master-slavetype dengan gating tambahan untuk menyediakan penghitung pembagian-oleh-2 dan penghitung MOD-8 tiga-tahap. Gambar 11.4 menunjukkan diagram logika internal penghitung ini. Untuk mendapatkan urutan biner penuh dari 16 status, output Q dari flip-flop LSB terhubung ke input B, yang merupakan input clock dari flip-flop berikutnya yang lebih tinggi. Pengaturan kemudian menjadi sama seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 11.2 (a), dengan pengecualian gerbang NAND dua-input pada Gambar 11.4, yang telah dimasukkan di sini untuk menyediakan fitur-fitur pembersihan.

                      4. Percobaan [back]



      a. Fig. 11.2

      Prinsip kerja :
      Rangkaian akan aktif ketika logika input adalah 1. Ketika logika input 1 maka fungsi penghitung sebagai berikut. Mari kita asumsikan bahwa semua flip flop pada awalnya dihapus ke kondisi '0'. Pada transisi TINGGI ke RENDAH dari pulsa jam pertama, Q0 beralih dari ‘0’ ke ‘1 ow karena tindakan bergantian. Karena flip flop yang digunakan adalah yang dipicu oleh negatif edge, transisi '0' ke '1' pada Q0 tidak memicu flip-flop FF1. FF1, bersama dengan FF2 dan FF3, tetap dalam kondisi '0'. Jadi, pada terjadinya transisi clock negative-going pertama, Q0 = 1, Q1 = 0, Q2 = 0 dan Q3 = 0. Pada transisi TINGGI ke RENDAH dari pulsa clock kedua, Q0 beralih lagi. Artinya, mulai dari ‘1’ hingga ‘0’. Transisi '1' ke '0' pada output Q0 memicu FF1, output Q1 yang berasal dari '0' ke ‘1’. Output Q2 dan Q3 tetap tidak terpengaruh. Oleh karena itu, segera setelah terjadinya transisi TINGGI ke RENDAH kedua dari sinyal clock, Q0 = 0, Q1 = 1, Q2 = 0 dan Q3 = 0. Pada baris yang sama, kita dapat menjelaskan status logika Q0, Q1 , Output Q2 dan Q3 segera setelah transisi jam berikutnya. Status logika output untuk 16 pertama transisi sinyal jam relevan (TINGGI ke RENDAH) dirangkum dalam Tabel 11.1. Dengan demikian, kita melihat bahwa penghitung melewati 16 keadaan yang berbeda dari 0000 ke 1111 dan kemudian, pada terjadinya transisi yang diinginkan dari pulsa clock keenambelas, ia me-reset ke keadaan asli 0000 dari tempat dimulainya. Hal ini sesuai dengan tabel kebenaran.

      b. Fig. 11.3

      Prinsip Kerja :
      Rangkaian ini menggunakan J-K flip-flop dengan tidak aktifLOWsinkronkan CLEARinput. NANDmembukintidakmenentukanoutput yang terhubung dengan input CLEAR dari keempat flip-flop. Input ke gerbang NAND tiga input ini berasal dari output Q dari flip-flop FF0, FF1 dan FF2. Jika kita mengabaikan gerbang NAND untuk beberapa waktu, penghitung ini akan melalui urutan biner alami dari 0000 hingga 1111. Tetapi itu tidak terjadi dalam pengaturan saat ini. Penghitung mulai menghitung dari 0000 ke penghitungan akhir 1111. Penghitung terus menghitung selama input CLEAR asinkron dari flip flop berbeda tidak aktif. Artinya, output gerbang NAND adalah TINGGI. Ini adalah kasus sampai penghitung mencapai 0110. Dengan pulsa jam ketujuh ia cenderung pergi ke 0111, yang membuat semua gerbang NAND input TINGGI, memaksa outputnya ke RENDAH. Transisi TINGGI ke RENDAH ini pada output gerbang NAND membersihkan semua output flip-flop ke keadaan logika '0', sehingga tidak memungkinkan penghitung untuk diselesaikan pada 0111. Dari pulsa jam kedelapan dan seterusnya, penghitung mengulangi urutannya. Penghitung dengan demikian selalu dihitung dari 0000 hingga 0110 dan kembali ke 0000. Sembilan negara sisanya, yang meliputi 0111, 1000, 1001, 1010, 1011, 1100, 1101, 1110 dan 1111 dilewati, dengan hasil bahwa kita mendapatkan Penghitung MOD-7. Gambar 11.3 (b) menunjukkan bentuk gelombang waktu untuk penghitung ini. Dengan memilih input NAND yang sesuai, seseorang dapat memperoleh penghitung dengan nomor MOD apa pun yang kurang dari 16. Pemeriksaan bentuk gelombang waktu juga mengungkapkan bahwa frekuensi output Q2 adalah 1/7 dari frekuensi clock input. Bentuk gelombang pada output Q2, bagaimanapun, tidak simetris seperti yang akan terjadi jika penghitung akan melalui urutan biner penuh. Output Q3 tetap dalam kondisi logika RENDAH. Diharapkan demikian karena penghitung MOD-7 membutuhkan minimal tiga flip flop. Itulah sebabnya flip-flop keempat, yang seharusnya beralih pada transisi TINGGI ke RENDAH dari pulsa clock kedelapan, dan pada setiap pulsa kedelapan berturut-turut sesudahnya, tidak pernah sampai ke tahap itu. Penghitung dihapus pada pulsa clock ketujuh dan setiap pulsa clock ketujuh berturut-turut sesudahnya. Sebagai ilustrasi lain, jika gerbang NAND yang digunakan dalam pengaturan penghitung pada Gambar 11.3 (a) adalah NAND dua-input dan inputnya berasal dari output Q1 dan Q3, penghitung akan melewati 0000 hingga 1001 dan kemudian mengatur ulang ke 0000 lagi, karena, saat penghitung cenderung beralih dari kondisi 1001 ke kondisi 1010, gerbang NAND beralih dari status '1' ke status '0', membersihkan semua flip flop ke status '0'.

      c. Fig. 11.4

      Penghitung dihitung dalam urutan alami dari 0000 hingga 1011.
      Saat penghitung masuk ke 1100, output NAND pergi ke keadaan logika '0' dan segera membersihkan penghitung ke keadaan 0000.
      Dengan demikian, penghitung tidak dapat tetap berada di negara bagian 1100. Hanya memiliki 12 status stabil dari 0000 hingga 1011. Oleh karena itu, modulus penghitung = 12.
      Output Q3 adalah frekuensi input jam dibagi 12.
      Oleh karena itu, frekuensi gelombang output Q3 = 1.2 × 103/12 = 100 kHz

      d. Example 11.3 (fig. 11.5)
      soal : Lihat counter riak biner dari Gambar 11.5. Tentukan modulus konter dan juga frekuensi output Q3 flip-flop.



      prinsip kerja :
      Ketika input berlogika 1, maka sepanjang waktu gelombang pada flip flop JK 1 akan menggambarkan sinyal normal, sedangkan pada flip flop 2, 3, 4 terhubung ke gerbang NAND,

      e. Example 11.4 (fig. 11.6)
      soal : Rancang penghitung riak biner yang menghitung 000 dan 111 dan lompati enam status yang tersisa, yaitu, 001, 010, 011, 100, 101 dan 110. Gunakan flip flop JK yang dipicu oleh tepi negatif yang dipicu oleh tepi rendah PRESET dan CLEAR yang aktif input. Juga, gambarkan bentuk gelombang pewaktuan dan tentukan frekuensi dari keluaran flip-flop yang berbeda untuk frekuensi clock yang diberikan, fc.

      Prinsip kerja :
      Penghitung diharuskan untuk pergi ke negara bagian 111 dari negara bagian 000 dengan transisi jam relevan pertama. Transisi kedua membawanya kembali ke status 000. Yaitu, tiga flip flop beralih dari keadaan logika '0' ke keadaan logika '1' dengan setiap transisi jam bernomor ganjil, dan juga tiga flip flop beralih dari keadaan logika '1' ke keadaan logika '0' dengan setiap transisi jam genap. Gambar 11.6 (a) menunjukkan pengaturan. Input PRESET dari ketiga flip-flop telah dikaitkan dengan output NAND yang inputnya QA QB dan QC Setiap kali penghitung berada dalam status 000 dan clock, output NAND sejenak beralih dari status logika '1' ke status keadaan logika '0', dengan demikian mengatur QA QB dan keluaran QC ke keadaan logika '1'. Bentuk gelombang QA, QB dan QC identik, dan masing-masing memiliki frekuensi fc / 2, di mana fc adalah frekuensi clock.

      f. Example 11.5 ( fig. 11.7)
      soal : Lihat pengaturan penghitung riak biner dari Gambar 11.7. Tulis urutan hitungannya jika awalnya dalam kondisi 0000. Juga menggambar gelombang waktu.


      Prinsip Kerja :
      Penghitung awalnya dalam kondisi 0000. Dengan pulsa jam pertama, Q0 beralih dari '0' ke '1', yang berarti Q0 beralih dari '1' ke '0'. Karena Q0 di sini memasukkan input clock dari flip-flop berikutnya, FF1 flip-flop juga beralih. Jadi, Q1 beralih dari '0' ke '1'. Karena sandal jepit FF2 dan FF3 juga dibukukan dari keluaran pelengkap sandal jepit mereka sebelumnya, mereka juga beralih. Dengan demikian, penghitung bergerak dari kondisi 0000 ke kondisi 1111 dengan pulsa clock pertama. Dengan pulsa clock kedua, Q0 beralih lagi, tetapi flip-flop lainnya tetap tidak terpengaruh karena alasan yang jelas dan penghitung berada dalam kondisi 1110. Dengan pulsa clock berikutnya, penghitung terus menghitung ke bawah oleh satu LSB pada satu waktu sampai mencapai 0000 lagi, setelah itu proses berulang. Urutan penghitungan diberikan sebagai 0000, 1111, 1110, 1101.1100, 1011, 1010, 1001, 1000, 0111, 0110, 0101, 0100, 0011, 0010, 0001 dan 0000. Bentuk waktu ditunjukkan pada Gambar 11.8. Jadi, kami memiliki penghitung empat bit yang diperhitungkan dalam urutan terbalik, dimulai dengan penghitungan maksimum. Ini adalah penghitung BAWAH.


                        5. Video [back]

      Fig. 11.2


      Fig. 11.3


      Fig. 11.4
      Fig. 11.5


      Fig. 11.6


      Fig. 11.7



                        6. Link Download [back]

      Rangkaian simulasi 


      Video                       

      HTML                            : download

      Data sheet JK Flip Flop : download
      Data sheet NAND gate : download